Jumat, 30 November 2018

Review Sepatu Gunung Eiger Pollock

Halo semua, apa kabar?
Pada tulisan saya kali ini. Saya akan menulis review atau lebih tepatnya pengalaman pribadi saat menggunakan sepatu gunung Eiger Pollock.
Basa-basi dulu ya, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sepatu sangat berperan penting dalam kegiatan petualangan khususnya pendakian gunung. Mungkin banyak yang meremehkan fungsi sepatu pada saat mendaki, dan memilih untuk memakai sandal saja, padahal sepatu sangatlah penting untuk menunjang keselamatan dalam pendakian. Saking pentingnya sepatu, sekarang ini sudah banyak sepatu yang dikhususkan untuk pendakian gunung.
Lebih lanjut lagi, saking pentingnya sepatu bagi pendaki gunung, maka ada beberapa tips untuk memilih sepatu untuk pendakian. Diantaranya sebagai berikut:
1.      Tips yang pertama adalah, usahakan memilih sepatu yang tipe mid cut atau high cut, untuk pendakian tidak disarankan menggunakan sepatu low cut. Bingung? Yaudah saya jelaskan, yang pertama adalahhigh cut, jenis sepatu ini memiliki ciri-ciri menutupi bagian tumit sampai ke atasnya, biasanya memiliki empat buah pengait yang terbuat dari logam untuk mengaitkan tali, yang ke dua adalah mid cut ataumiddle cut, sepatu ini memiliki ciri menutupi mata kaki, tapi lebih rendah dari sepatu high cut, biasanya memiliki tiga buah pengait logam untuk tempat tali, yang terakhir adalah sepatu low cut, sepatu yang tidak menutupi tumit, biasanya digunakan untuk olahraga atletik seperti trail run. Nah itu tadi penjelasan tentang jenis-jenis sepatu gunung. Kenapa memilih mid cut atau high cut? Simple, lagi-lagi alasannya adalah untuk keselamatan, karena pada sepatu high cut dan mid cut, pergelangan ankle tidak terlalu bebas, sehingga resiko cedera pergelangan kaki semacam keseleo semakin kecil.
2.     Tips kedua adalah, pilihlah sepatu yang bahannya pas. Usahakan memilih sepatu yang cocok dengan gunung yang akan didaki, misal untuk daerah tropis pilihlah sepatu yang waterproof dan breathable agar kaki tidak mudah berkeringat karena panas. Hindari kesalahan dalam memilih bahan sepatu hanya karena pengen keliatan keren, contohnya saja, memakai sepatu La Sportiva yang bahannya khusus untuk daerah bersalju tetapi digunakan untuk pendakian ke Rinjani. Sumpah, bukannya keren tapi malah keliatan norak.
3.      Dan yang ketiga, pilih sepatu yang ukurannya lebih besar satu angka dari ukuran kakimu, ini bertujuan untuk menghindari gesekan berlebih saat melakukan pendakin.
4.      Dan yang terakhir, yang paling penting dari semua tips di atas adalah, kenyamanan, pilihlah sepatu yang nyaman, baik nyaman di kaki, maupun nyaman di dompet.
Nah, memperhatikan tips diatas, maka beberapa bulan yang lalu saya mencari sepatu baru, karena sepatu seri trail run yang saya pakai kurang lebih 3 tahun sudah waktunya pensiun. Waktu itu, saya mencari sepatu dari brand dalam negeri, ya itung-itung membantu perekonomian bangsa sendiri lah. Maka jatuhlah pilihan saya pada merk Eiger (karena pengalaman memakai Eiger selama tiga tahun).
Hal pertama yang saya cari adalah sepatu Eiger dengan sol Vibram, kemudian menyesuaikan dengan empat tips di atas, alhasil jatuhlah pilihan pada Eiger Pollock. Sepatu dengan jenis mid cut yang sudah waterproof dan breathable, menggunakan teknologi Tropic Shell khas Eiger. Menggunakan materialSuede Leather dan Nylon Fabric, yang katanya kuat dan tangguh. Juga dilengkapi dengan Heel Shield Protection untuk melindungi dan meminimalisir cedera pada pergelangan kaki. Dan di bagian depan juga terdapat material karet yang menutupi bagian jari-jari kaki atau kata pihak Eiger dinamakan Hammer Lite Rubber Toecap Guard, teknologi ini untuk melindungi bagian depan kaki dari benturan-benturan yang tidak diinginkan.
www. eigeradventure.com
Seperti pepatah “dari mata turun ke hati”, kesan pertama saat melihat sepatu ini adalah keren, ganteng, laki banget, atau bahasa gaulnya “eye catching” banget, memikat mata. Pertama kali memegang sepatu ini, cukup berat menurut saya, mungkin karena banyaknya karet atau rubber yang ada di sepatu ini. Pertama kali mencoba pasang di kaki, awalnya dibuat jalan rasanya kaku banget, pergelangan kaki tidak bebas, mungkin karena pertama kali pakai sepatu mid cut jadi belum bisa beradaptasi. Alhasil setelah diperiksa dan dicoba, maka saya boyong si Pollock ini ke rumah.
Setelah dibeli, lantas apa? Ya dicoba dong, hampir lupa kalau mau cerita pengalaman memakai sepatu ini.
Dipakai pertama kali saya pakai ke kampus, bentuknya stylish, makanaya berani aja dipake ngampus tanpa khawatir dibilang norak. Tapi rasa-rasanya kurang menarik kalo bercerita tentang sepatu gunung yang cuma dipake ngampus.
 
Pos 2 Lawu via Cemoro Sewu
Oke sekarang pengalaman naik gunung, pertama kali saya pakai naik gunung yaitu ke Gunung Lawu via Cemoro Sewu. Jalur di Cemoro Sewu ini 90% adalah jalur makadam alias jalur batu.
 
Penampakan jalur makadam Cemoro Sewu
Pertama melangkah, rasanya gak nyaman banget, lagi-lagi karena belum terbiasa pakai sepatu mid cut. Setelah beberapa jam mendaki, tiba-tiba enak juga, sudah mulai terbiasa. Sepatu terasa berat cuma saat di tangan, ketika dipakai di kaki ternyata ringan, tidak terlalu berat, jadi kaki tidak cepat capek. Fitur perlindungan jari kaki yang ada di depan juga sangat berguna, beberapa kali saya kehilangan fokus dan tersandung bebatuan makadam, tapi benturan tidak terasa sampai ke jari-jari kaki. Untuk fitur breathablejuga sangat berfungsi, selama perjalanan yang cenderung panas karena saya jalan siang, tapi kaki saya tidak terasa panas, beda dengan memakai sepatu kulit yang tentu saja tidak memiliki fitur breathable. Selama pendakian tidak pernah hujan, jadi fitur waterproof tidak teruji di gunung, tapi teruji di jalanan. Saat saya pakai berangkat kuliah, kebetulan baru saja selesai hujan dan jalanan di Surabaya sebagian ada yang banjir sampai bagian bawah mata kaki, saat lampu merah alhasil kaki harus turun, dan ternyata air tidak masuk ke dalam sedikitpun, kaos kaki tetap kering.
MANTAP JIWA!!!

Jadi dari hasil ujicoba baik di jalan aspal dan di jalan makadam, sepatu ini sangat memuaskan, semua fitur berfungsi dengan baik, sesuai dengan harapan saat pertama kali membaca fitur-fitur dan teknologinya.
Jadi, sekian review Eiger Pollock dari saya, sampai ketemu di review selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar